Pine Trees and Rock

Pine Trees and Rock
Just A Girl

Minggu, 08 April 2012

PRINSIP DAN MENGHARGAI

Pernah suatu kali seseorang memegang suatu prinsip “There is no one on earth we can count on or lean on”. Well, mungkin kalau kita mendengar prinsip seperti ini, kadangkala orang akanberpikir tentang suatu hidup yang selfish dan terlalu “sok” (mengutip istilah dalam bahasa sehari-hari). Tapi ini adalah pikiran yang mungkin pada umumnya. Bagaimana jika kita menggunakan sudut pandang lain, dan berpikir bahwa itu lahir dari sebuah pengalaman hidup??

Terkadang seseorang membuat suatu prinsip dalam hidupnya atas dasar pengalaman-pengalaman yang dialaminya, entah itu baik atau buruk. Defenisi dan ukuran dari sebuah pengalaman baik atau buruk pun kemudian berbeda pada setiap orang, apakah dilihat dari apa yang dirasakan saat itu atau dari dampak jangka panjang yang dihasilkan. Kita kembali ke soal kelahiran sebuah prinsip tadi, dalam hal ini mari mengupas tentang prinsip yang lahir dari pengalaman.

Ketika orang bisa membuat prinsip atau “semacam tag line” di kepalanya, akan sangat sulit untuk mengubah pola pikir orang tersebut. Pernah satu kali, ketika dia merasakan kepedulian dan kasih sayang dari orang disekitarnya atau ketika dia merasakan bisa mempercayai seseorang, prinsip di atas akan sejenak hilang di kepalanya, namun percaya atau tidak dalam dirinya tentu saja ini akan terus menjadi dinding pembatas untuk bisa sepenuhnya mempercayai orang lain.

Apakah orang seperti ini salah? Apakah kita bisa mengambil kesimpulan bahwa dia berpikir dengan perasaan lebih daripada berpikir memakai logika? Apakah ketika terlihat akhirnya dia mengandalkan orang lain lantas dia melanggar prinsip ini?

Jawabannya tidak salah, dia belum tentu berpikir hanya dengan perasaan dan dia bukannya mengandalkan orang lain tapi ada prinsip hidup lain yaitu “Manusia Mahkluk Sosial”. Dalam nature manusia sebagai makhluk sosial, manusia membuat prinsip bahwa tidak ada manusia di dunia ini satu pun yang dapat diandalkan dan dipercaya olehnya. Umumnya, kita menganggap orang seperti ini naïf, namun bukankah tadi sudah dibicarakan bahwa kadangkala itu lahir dari sebuah pengalaman hidup? Lantas apakah prinsip ini melawan nature manusia itu sendiri?

Sekali lagi jawabannya TIDAK, adalah nature manusia juga untuk menyimpulkan sesuatu dalam hidupnya berdasarkan pengalaman. Permasalahan yang timbul adalah ketika dia mau keluar dari jurang prinsip tersebut karena ada pengalaman baru yang mungkin bisa mengubah sudut pandangnya melihat orang lain, bisa jadi dia akan terjatuh lagi ketika pengalaman tersebut berujung pada dampak yang tidak baik.

Dalam hidup ini bukankah yang penting adalah sikap menghargai saja? Prinsip apapun yang dimiliki seseorang dalam hidupnya ada baiknya saling menghargai saja. Bukankah perbedaan itu indah??seperti pelangi, dalam keragaman warnanya dia menjadi indah dan saling melengkapi.

Kalau tidak ada perbedaan maka manusia bukan makhluk sosial.

Tidak ada komentar: